Rabu, 19 Maret 2014

Jika Tersesat Saat Pendakian

Postingan ini dibuat untuk merangkum tutur-twit @B_Summiter dengan hashtag #Nyasar...



Banyak di Google mengaitkan peristiwa tersesat dengan sesuatu yang mistis. Namun menurut admin @B_Summiter, dicerna dulu secara logika faktor tersesat saat pendakian. Faktor tersesat terdiri dari dua hal, yaitu:
  1. Faktor Eksternal, hal ini disebabkan oleh jalur yang tidak jelas. Seperti jalur yang bercabang, namun tak diberikan tanda/petunjuk di jalur yang bercabang.
  2. Faktor Internal, ada di dalam diri sendiri. Antara lain kurangnya pemahaman membaca petunjuk jalur seperti ribon atau stringline, bisa karena ego pendaki, tidak tenang dan tidak fokus saat pendakian.


Bagaimana cara mengantisipasinya?


  1. Diwajibkan pendaki berdo'a kepada Sang Khalik setiap melakukan pendakian. Berdo'a atas keselamatan setiap saat.
  2. Pendaki diwajibkan memakai jalur pendakian resmi. Kalau mau sok tahu jangan merepotkan orang lain nantinya.
  3. Jangan lupa daftar di basecamp saat mau memulai pendakian. Tujuannya jika nanti hilang ada petugas dan ranger yang siap mengevakuasi.
  4. Tetaplah pada jalur pendakian yang diarahkan oleh petunjuk jalur untuk keselamatan.
  5. Saat pendakian, tangannya diajarkan untuk tidak usil merusak atau menghilangkan petunjuk jalur.
  6. Fokus! Kalau lelah istirahat sejenak sampai bisa fokus kembali. 
  7. Open Camp diperlukan jika keadaan sudah terlalu lelah. Dirikan tenda di tempat yang aman dan tidak mengganggu jalur.
  8. Jika tidak memungkinkan camp (misal: tersasar saat summit) baiknya kembali turun melalui jalur yang sudah dilalui. 
  9. Carilah informasi mengenai jalur yang akan dilewati baik mengamati peta jalur di basecamp, maupun bertanya pada petugas dan pendaki lain. Malu bertanya sesat di jalur.
  10. Ketika menemukan jalur bercabang tanpa adanya petunjuk di jalur, ingat informasi dari basecamp
  11. Tetaplah tenang karena secara logika, jejak kaki dan jalur yang bertanah lebih menjadi pilihan.
  12. Kalau jalur becabang juga bertanah, coba cari sampah atau tanda ribon dan stringline yang biasa diikat dipohon.
  13. Dan kalaupun itu juga tidak ada, cobalah perkuat do'a dan menunggu sejenak pendaki lain melintas.
  14. Maka dari itu perbanyaklah informasi mengenai jalur yang akan dilewati, demi menghindari keadaan tersesat.
  15. Dan tidak mencoba-coba membuka jalur sendiri tanpa pembekalan dan pemahaman Survival.
Tetap tenang, fokus pendakian, tidak ego, memiliki informasi yang banyak dan cukup pengetahuan tentang mountaneering adalah modal utama yang wajib dimiliki seorang pendaki. Tersesat saat pendakian tidak akan terjadi, jika seorang pendaki itu cerdas mempersiapkan untuk mementingkan Keselamatan dirinya dan kelompoknya. INGAT! Pendakian terbaik jika seorang pendaki mementingkan Keselamatan, bukan Keinginan!

Jadilah Pendaki yang Cerdas!
@B_Summiter


*foto-foto: google search

0 komentar:

Posting Komentar